Team The Power Of IT : Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Silahkan Ambil Informasi yang dianggap Anda Penting dan Beritahu kami bila ada sesuatu yang kurang lengkap atau tidak menarik atau kurang Memuaskan (*_*)

Cari

Wednesday, December 15, 2010

PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF, KUNCI KEBERHASILAN PENDIDIKAN

Penampilan dan kreativitas guru menggunakan model pembelajaranlah sebagai kuncinya. Jika penampilan dan kreativitas guru tersebut memadai sehingga tampak segar, bukan hal yang sulit mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Namun sebaliknya penampilan dan kreativitas guru menggunakan model pembelajaran tidak bisa menarik siswa, kebosanan siswa dalam mengikuti proses pembela­jaran pasti akan terjadi. Jika suasana kelas menarik, gurunya bisa membawa anak didik hanyut dalam proses pembelajaran, siswa sangat me­nyenangi proses tersebut, bertumpu pada rel kurikulum yang ada dan prestasi siswa meningkat maka pembelajaran yang demikian itu disebut efektif. Pembela­jaran seperti tersebut hanyalah guru efektif pula yang dapat menciptakan.

Sedangkan guru efektif tidak lain adalah guru profesi­onal. Profesional artinya penampilan seseorang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya clan orang tersebut mempu­nyai profesi tertentu. Tuntutan bagi guru profesional dimaksud adalah:

1. Menguasai kurikulum dan silabus
2. Menguasai materi pelajaran
3. Menguasai metode mengajar dan teknik evaluasi
4. Mempunyai komitmen yang kuat terhadap tugas
5. Mempunyai disiplin dalam arti luas.

Dalam pelaksanaan pembelajaran­nya, guru yang profesional tersebut paling tidak melakukan 3 hal sebagai berikut:

1. Menggerakan, membangkitkan dan menggabungkan seluruh kemampuan yang dimiliki siswa
2. Menjadikan apa yang ditransfer menjadi sesuatu yang menantang diri siswa sehingga muncul motivasi bagi siswa untuk mempelajarinya
3. Mengkaji secara mendalam materi yang ditransfer sehingga menimbul­kan keterkaitan dengan pengetahuan yang lain.

Hal-hal tersebut hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang profesional dengan pembelajaran yang efektif. Tampaknya pembelajaran yang efektif sangat idealis karena merupakan kegiatan belajar mengajar yang dituntut membawa hasil sesuai dengan harapan, target kurikulum dan keinginan siswa. Dengan demikian pembelajaran ini menuntut kreativitas dan ide guru yang produktif. Guru tidak konsumtif sehingga keadaan dan kondisi sekolah yang minus sarana pembela­jarannya pun bukankah alasan untuk ti­dak melakukan aktivitas pembelajaran yang efektif.

Untuk menunjang pembelajaran dimaksud diperlukan perencanaan dan pengelolaan sarana yang ada dengan efektif antara lain meliputi:

1. Efektif Waktu

Mampu dan mau menggunakan waktu untuk proses pembelajaran seefektif mungkin seperti yang diama­natkan oleh kalender akademik yang ada. Pembelajaran yang efektif terhadap waktu sehingga tidak membuang jam ta­tap muka dengan seenaknya. Kalau pun ada penataran misalnya maka guru yang efektif tersebut bersedia mengambil waktu lain untuk menggantinya. Ironis kiranya, jam tatap muka sistem pendi­clikan di Indonesia ini merupakan paling kecil dibanding dengan negara-negara lain, masih harus dikurangi.

Suatu saat guru juga perlu bercerita yang menarik dan mendidik buat para siswa-siswinya, namun waktu tetap sebagai pengendali. Artinya ceritanya tidak ngelantur sehingga pelajaran pokoknya tertimbun oleh ceritanya. Ringkasnya guru harus hemat waktu.

2. Efektif Keadaan

Guru terampil menyiasati keadaan sekolah yang mungkin dianggap minus atau terampil menggunakan fasilitas yang ada bagi sekolah yang mampu ataupun tidak mampu. Tidak ada laboratorium IPA misalnya, bukan halangan untuk membawa siswa dalam proses pembelajaran yang hidup. Mengajar pada jam terakhir yang para siswanya telah mengantuk misalnya, guru pun bisa tampil sebagai sosok yang menarik sehingga mampu memotivasi berprestasi atau mampu menularkan vi­rus needs for achievement (meminjam terminologi dari teorinya Mc Cleland).

3. Efektif Biaya

Guru sedapat mungkin mengetahui keadaan ekonomi keluarga murid -muridnya. Dari situlah, guru dituntut lebih kreatif dan berdiri sebagai pelayan yang sebaik-baiknya bagi siswa-siswinya. Memaksa siswa harus membeli buku ini, LKS itu clan berbagai media yang me­merlukan biaya tinggi di depan para siswa yang ekonominya lemah adalah tindakan kurang bijaksana, arogan, memaksanakan kehendak, kaku dan tidak mendidik.

Untuk memberi catatan kepada siswa, guru dapat membuat ringkasan materi dari berbagai sumber kemudian siswa memfotokopinya yang jauh lebih murah harganya dibanding buku aslinya. Me­dia pembelajaran pun bisa menggunakan barang-barang bekas yang tidak mem u­ngut biaya mahal.

4. Efektif Kata

Dalam bertutur kata, guru hendaknya selektif memilih kata. Artinya, memilih kata yang tepat untuk komunikasi dengan siswa. Kalau pun diselingi humor, hendaknya tidak terlalu fulgar, jorok dan kata-katanya tidak banyak menyinggung kelemahan siswa, tidak mengejek serta tidak sombong.

Banyak guru tidak dihormati siswa gara-gara jika bicara selalu sombong dengan keberhasilannya. Tidak sedikit guru didemo siswanya hanya karena humomya menyinggung bahkan mele­cehkan siswanya.

5. Efektif Kritik

Kritik yang datang dari lapisan masyarakat yang meliputi pengawas, kepala sekolah, teman sejawat, wali murid bahkan muridnya sendiri hendak­nya diterima secara obyektif. Kritik dalam batas yang wajar merupakan motivator kemajuan dalam pengembangan suatu pekerjaan profesional. Kritik merupakan tantangan yang harus dihadapi dan disiasati hingga menjadi teman yang sejati. Semakin kita dapat membangun perilaku yang dikritik semakin teruji eksistensinya sebagai pendidik, pengajar dan obor penerang pendidikan di negeri ini.

Jika pembelajaran di persekolahan dapat secara efektif yang diampu guru profesional niscaya akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas seperti harapan bangsa. Namun mengapa keberhasilan pendidikan dalam hal mutu belum, memadai? Kita tengok profesional guru dan keefektifan pembelajarannya. Dua kendala tersebut tidak mudah dikendalikan kalau pernerintah dalam hal ini Depdiknas tidak segera tanggap clan menanggapi kelemahan-kelemahan yang ada pada dunia pendidikan kita ini. (sumber Persatuan Guru Idol Indonesia (PGII)

Wednesday, November 10, 2010

Resume Metode Penelitian ( Mata Kul. Metodologi Penelitian, STAIS MAJENANG

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka menncapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban ini masih harus diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data.

Pengumpulan Data dalam Proses Penelitian

DATA INDIKATOR VARIABEL HIPOTESIS TUJUAN

Gambar 1.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah masalah validitas dan reliabilitas dalam masalah pengukuran. Validitas disini sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur untuk mengukur suatu data. Meter adalah alat pengukur panjang bukan berat. Tes kecerdasan adalah alat ukurt intelegensi bukan kerajinan. Alat ukur dikatakan valid apabila alat itu mengukur yang diukurnya dengan teliti. Jika suhu udara 33oC, maka hasil pengukurannya dilaporkan 33oC bukan yang lain. Selanjutnya pengukuran dianggap reliabel (andal) jika alat ukur itu dipakai berulangulang pada obyek yang sama dan hasilnya tetap atau sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama.

INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Ada berbagai metode, antara lain; wawancara, observasi (pengamatan), kuesioner atau angket dan dokumenter.

Metode yang dipilih untuk setiap variabel tergantung pada berbagai faktor terutama jenis data dan ciri responden. Untuk data historis misalnya tidak bisa ditemukan dengan observasi tetapi dimungkinkan dengan dokumenter atau wawancara. Hal ini tergantung pada karakteristik data variabel, maka metode yang digunakan tidak selalu sama untuk setiap variabel. Berikut ini adalah metode pengumpulan data suatu penelitian.

  1. Observasi (pengamatan)

Observasi adalah dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian dengan melihat, mendengar, merasakan yang kemudian dicatat seobyek mungkin. Dengan jenis pengamatan baik pengamatan dengan partisipasi penuh, partisipan, dan pengamat sempurna (complete observer).

  1. Survei

Survei adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen untuk memintas tanggapan dari responden tentang sampel. Ciri-cirinya sebagai berikut:

  1. Dipakai pada sampel yang mewakili populasi, khususnya probabilistic sampling.
  2. Respon didapankan langsung dari responden.
  3. Penggunaan survei melibatkan banyak responden daengan area yang lebih luas.
  4. Dilaksanakan pada situasi yang alamiyah. Dapat dikunjungi di kantor, rumah untuk meminta informasi tanpa diharuskan menghadiri acara tertentu.

Pada dasarnya survei terdiri atas wawancara dan kuesinoner. Wawancara biasanya dilakukan dalam hubungan langsung ata tatap muka antara pewancara dan responden. Mengajukan pertanyaan, tanggapan dan melaporkannya secara tertulis. Instrumennya disebut schedule. Bentuk umum dari kuesioner adalah kuesinoner tertulis yang dikirim langsung ke responden. Du dalamnya terdapat pedoman untuk membimbing responden memberikan tanggapannya. Instrumennya adalah kuesinoner.

  1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Wawancara juga menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif yang dimikili responden. Dengan bebarapa jenis wawancara baik wawancara berstruktur dan tidak atau wawancara campuran.

  1. Kuesioner (Angket)

Pada kuesiner pertanyaan disusun dalam bentuk tanya sedangkat pada angket, pertanyaan disusun dalam kalimat pertanyaan dengan opsi jawaban yang tersedia. Dilakukan dengan media yakni dengan daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden.

  1. Metode Dokumenter

Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa masa lalu. Data statistik yang diterbitkan secara berkala oleh Biro Pusat Statistik (BPS) adalah dokumen yang mencatat berbagai perkembangan yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu tertentu. Semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber informasi.

ANALISIS DATA

Setelah selesai melakukan pengolahan data, maka langkah selanjutnya adalah data dianalis. Data mentah (raw data) yang sudah susah payah kita kumpulkan tidak akan ada artinya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dengan analis data lah data dapat mempunyai arti/makna yang dapat berguna untuk memecahkan masalah penelitian.

Pada umumnya analisis data bertujuan untuk:

  1. Memperoleh gambaran/deskripsi masing-masing variabel
  2. Membandingkan dan menguji teori atau konsep dengan informasi yang ditemukan
  3. Menemukan adanya konsep baru dari data yang dikumpulkan
  4. Mencari penjelasan apakah konsep baru yang diuji berlaku umum atau hanya berlaku pada kondisi tertentu.

Analisis data mempunyai posisi strategis dalam suatu penelitian. Namun perlu dimengerti bahwa dengan melakukan analisis tidak dengan sendirinya dapat langsung menginterpretasikan hasil analisis tersebut. Menginterpretasikan berarti kita menggunakan hasil analisis guna memperoleh arti/makna.

Interpretasi mempunyai dua bentuk, yaitu: arti sempit dan arti luas. Interpretasi dalam arti sempit (deskriptif) yaitu interpretasi data yang dilakukan hanya sebatas pada masalah penelitian yang diteliti berdasarkan data yang dikumpulkan dan diolah untuk keperluan penelitian tersebut. Sedang interpretasi dalam arti luas (analik) yaitu interpretasi guna mencari makna dan hasil penelitian dengan jalan tidak hanya menjelaskan/menganalisis data hasil penelitian tersebut, tetapi juga melakukan intervensi (generalisasi) dari data yang diperoleh denagn teori-teori yang relevan denagn hasil-hasil penelitian tersebut.

Langkah-langkah analisi yang digunakan untuk pendekatan kuantitatif antara lain sebagai berikut:

  1. Analisis Deskriptif (Univariat)

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan/mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Bentuknya tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai rata-rata (mean), median, standar deviasi dan inter kuartil range, minimal dan maksimal.

  1. Analisis Analitik

a. Analisis Bivariat

Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel dapat diteruskan analisis yang lebih lanjut. Apabila analisis hubungan antara dua variabel, maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat. Misalnya ingin diketahui hubungan antara berat badan denagn tekanan darah. Untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut biasanya digunakan pengujian statistik. Jenis uji statistik yang digunakan sangat tergantung pada jenis data/variabel yang dihubungkan.

b. Analisis Multivariat

Merupakan analisis yang menghubungkan antara beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen.

Daftar bacaan:

Creswell, John. Research Design, Jakarta: KIK Press, 2002.

Gulo, W. Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, 2002

Priyono, Sutanto. Modul Analisis Data. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, 2001

Notoatmodjo, Soekidjo. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta, 2002.

Usman, Husini. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2004



Makalah Media Pembelajaran (Mata Kul. Media Pengajaran, STAIS MAJENANG

BAB I

PENDAHULUAN

(Fery Anggriawan)

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan pembelajarannya, sehingga peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara rasional.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang, karena hasil dari proses pendidikan akan dirasakan baik untuk saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Kondisi yang akan datang dapat dibentuk melalui pendidikan yang sedang kita lakukan sekarang, artinya bahwa pendidikan harus dapat menyiapkan dan menjawab tantangan dan kebutuhan di masa yang akan datang.

Di era globalisasi seperti sekarang ini, disadari atau tidak pengaruhnya semakin terasa dengan semakain banyaknya saluran informasi dalam berbagai bentuk media. Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Di negara maju, media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu. Waktu terpanjang yang paling berpengaruh itu adalah waktu yang digunakan di dunia pendidikan khususnya untuk sekolah. (Miarso, 1989).

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendukung keberhasilan proses belajar mengajar itu.

B. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah media pembelajaran juga agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon Guru seperti layaknya tim penyusun makalah dapat menerapkan berbagai macam media pembelajaran agar kompetensi yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

C. METODE PENULISAN

Dari banyak metode yang kami tim punyusun ketahui, penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan guna mencari bahan dan materi makalah tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Kami menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data–data tentang topik ataupun materi yang kami gunakan untuk makalah ini.

D. RUANG LINGKUP

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami tim penyusun miliki serta sesuai rujukan materi yang harus dibahasa dalam makalah ini yang diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah media pembelajaran yang juga sebagai pemberi tugas, maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan pengertian media pembelajaran, fungsi dan manfaat media pembelajaran, pengenalan beberapa media pembelajaran, pemilihan media pembelajaran dan penggunaannya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’ dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan utnuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987 : 234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. (Arsyad, 2003 : 3).

Menurut Marshall Mcluhan, Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana.

Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks akan tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti: tv radio, slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, atau objek-objek nyata lainnya.

Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.

Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik motivasi dan minat siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Sedangkan menurut para pakar bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan computer (Gagne dan Briggs: 1975).

Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.

B. FUNGSI DAN MENFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

1. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:

a. Fungsi atensi Media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan dalam materi pelajaran.

b. Fungsi afektif Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/mahasiswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.

c. Fungsi kognitif Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

e. Fungsi Psikomotoris Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan siswa melakukan suatu kegiatan, terutama yang berkenaan dengan hafalan-hafalan.

f. Fungsi Evaluasi Fungsi evaluasi dimaksudkan agar segala kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanaka dapat dilakukan penilaian kemampuan siswa dalam merespon pembelajaran.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum manfaat media pembelajaran ialah dapat dikatakan untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih optimal, efektif, dan efisien baik dari segi teroritis maupun praktikum yang pada akhirnya teraplikasi dalam tindakan.

Sedangkan secara lebih spesifikasi manfaat media pembelajaran yang telah terakumulasi dari beberapa pendapat pakar adalah :

a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.

c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.

d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh

f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain sebagainya.

C. PENGENALAN BEBERAPA MEDIA PEMBELAJARAN

Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar, antara lain :

1. Media Grafis

Media grafis termasuk media visual, sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan.pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Banyak jenis media grafis diantaranya:

a. Gambar atau Foto Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/foto merupakan bahasa yang paling umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana.

b. Sketsa Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, maka setiap guru yang baik dapatlah menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab madia ini dibuat langsung oleh guru.

c. Diagram Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada. Diagram pada umumnya berisi petunjuk-petunjuk. Diagram menyaderhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.

d. Bagan/Chart Sepeti halnya media grafis yang lain, bagan atau carta termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu persentasi. Pesan yang akan disampaikan biasanya burupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting.

e. Grafik (Graphs) Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali simbol-simbol verbal digunakan pada grafik. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prisip-prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif.

2. Teks

Media ini membantu pembelajar fokus pada materi yang disiswai karena pembelajar cukup mendengarkan tanpa melakukan aktivitas lain yang menuntut konsentrasi, serta sangat cocok bila digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi.

3. Audio

Media audio memudahkan dalam mengidentifikasi obyek-obyek, mengklasifikasikan obyek, mampu menunjukkan hubungan spatial dari suatu obyek, membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret. Conto dari media audio ialah radio dan tape recorder.

4. Animasi

Media Animasi mampu menunjukkan suatu proses abstrak di mana pengguna ingin melihat pengaruh perubahan suatu variabel terhadap proses tersebut. Namun media Animasi menyediakan suatu tiruan yang bila dilakukan pada peralatan yang sesungguhnya terlalu mahal untuk mendapatkannya atau berbahaya dan berbagai macam kendala lainnya.

5. Video

Video mungkin saja kehilangan detail dalam pemaparan materi karena siswa harus mampu mengingat detail dari scene to scene (per adegan). Umumnya pengguna menganggap belajar melalui video lebih mudah dibandingkan melalui teks sehingga pengguna kurang terdorong untuk lebih aktif di dalam berinteraksi dengan materi. Video memaparkan keadaan riil dari suatu proses, fenomena atau kejadian sehingga dapat memperkaya pemaparan. Video sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotor. Pengelompokkan media yang banyak dianut oleh para pengelolah pendidikan adalah seperti yang disampaikan oleh Kemp dan Dayton (1985). Oleh mereka, Media Pembelajaran dikelompokkan menjadi 10 kelompok yaitu:

a. Cetak

b. Audio

c. Audio-Cetak

d. Proyeksi Visual Diam (OverHead Transparan/OHT)

e. Proyeksi Visual Diam Dengan Audio

f. Visual Gerak

g. Visual Gerak Dengan Audio

h. Benda

i. Manusia Dan Sumber Lingkungan

j. Komputer

D. PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Media Jadi dan Media Rancangan

Ditinjau dari kesiapan pengadaannya media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization), dan media rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu (media by design). Masing-masing jenis media ini mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dari media jadi adalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya untuk pengadaannya.Sebaliknya mempersiapkan media yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu akan memeras banyak waktu, tenaga maupun biaya karena untuk mendapatkan keandalan dan kesahihannya diperlukan serangkaian validisasi prototipnya. Kekurangan dari media jadi ialah kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat sepenuhnya sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pembelajaran setempat.

2. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media

Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah:

a. Bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media

b. Merasa sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan proyektor transparansi

c. Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret, dan

d. Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bias dilakukannya, misalnya untuk menarik menarik minat atau gairah belajar siswa.

Jadi, dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc.Conel (1974) mengatakan bila media itu sesuai pakailah, “If The Medium Fits, Use it!”.

3. Kriteria Pemilihan

Profesor Ely dalam kuliahnya di Fakultas Pascasarjana IKIP Malang tahun1982 mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan.Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.

Dalam hubungan ini Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media. Pertama adalah ketersediaan sumber setempat. Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Faktor yang terakhir adalah efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.

Pada saat pembelajaran, pernahkah Anda mengalami permasalahan bahwa ternyata media yang Anda gunakan kurang tepat? dalam kata lain hasil belajar siswa tidak meningkat, siswa tidak tertarik dengan media yang kita sajikan, atau siswa malah bingung dan tidak meningkat motivasi belajarnya, padahal kita sudah bekerja keras untuk membuat media tersebut. Atau Anda pernah merasa bingung untuk menentukan media apa yang harus Anda pilih untuk materi pembelajaran yang sudah Anda siapkan?. Permasalahan tersebut mungkin saja sering dialami guru karena banyaknya jenis media pembelajaran atau ingin memilih media pembelajaran yang lebih efisien namun hasilnya memuaskan. Hakikat dari pemilihan media pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.

E. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Ditegaskan oleh Danim (1995:1) bahwa hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas pengunaan alat bantu atau media dalam proses belajar mengajar di kelas, terutama dalam hal pengingkatan prestasi siswa. Terbatasnya media yang dipergunakan dalam kelas diduga merupakan salah satu penyebab lemahnya mutu belajar siswa.

Dengan demikian penggunaan media dalam pengajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat dipahami mengingat proses belajar yang dialami siswa tertumpu pada berbagai kegiatan menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan masa akan datang. Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah bagaimana menciptakan situasi belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan menggerakkan segala sumber belajar dan cara belajar yang efektif dan efisien.

Sasaran dari penggunaan media adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi yang lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan kepada mereka.

Tiga kemungkinan yang terjadi dalam pengevaluasian dari penggunaan media pembelajaran, yaitu :

1. Apabila media yang digunakan terdapat sesuatu kekurangan maka kemungkinan media tersebut akan dimodifikasi.

2. Apabila media yang digunakan sama sekali tidak menghasilkan tujuan dari apa yang diinginkan, maka akan dilakukan perombakan total terhadap penggunaan media tersebut.

3. Apabila media yang dipergunakan telah mencapai tujuan yang diinginkan maka media tersebut dianggap baik dan dapat dipertahankan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media.

Media mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk dapat menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, tidak hanya monoton, siswa tidak hanya diajak untuk berhayal dan membayangkan saja tetapi siswa dapat melihat kenyataan walaupun hanya melalui gambar ataupun video.

B. Saran

Sebaiknya bagi seorang guru dapat menggunakan media pembelajaran sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan dan motivasi belajar menjadi lebih meningkat. Sehingga sasaran dan target dari kebijakan pendidikan dapat tercapai dan dapat diwujudkan seperti yang diamanatkan dalam Tujuan Pendidikan Nasional.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/suediahmad/pemanfaatan-media-pembelajaran.html http://ictcommunity.multiply.com/journal/item/17/PEMANFAATAN_MEDIA_BERBASIS_ICT_TERHADAP_PEMBELAJARAN_DI_SEKOLAH.html http://mfadil.blog.unje.ac.id/pemanfaatan-media-pembelajaran.html http://math04-uinmks.blogspot.com/2008/jenis-jenis-media-pembelajara.html http://terdidik.com/2009/10/26/arti-fungsi-media-pendidikan.html http://m.kompasiana.com/?act=r&id=39621 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/

http://one.indoskripsi.com/

AECT.”The Definition of Educational Technology “,1977.Edisi Indonesia diterbitkan CV Rajawali dengan judul Defenisi Teknologi Pendidikan.( SERI PUSTAKA TEKNOLOGI PENDIDIKAN NO.7)

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada