Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Agama
Semester 4, Tarbiyah B
STAIS Kab. Cilacap, Jateng
BAB I
PENDAHULUAN
(Fery Anggriawan)
A. LATAR BELAKANG
Hubungan manusia dengan sesuatu yang dianggap Maha Kuasa memiliki sejarah yang panjang. Hal ini dapat diketahui dari pendapat para ahli agama, baik melalui penelitian, dokumen kuno maupun kitab suci.
Dalam masyarakat kuno telah dikenal berbagai kepercayaan, seperti dinamisme, animisme, politheisme, dan berpuncak pada monotheisme. Hal ini dapat dibuktikan melalui situs-situs kuno peninggalan peradapan Yunani Kuno, peradaban Mesir Kuno, peradaban China Kuno, peradaban sungai Eufrat dan Tigris dan banyak lagi. Satu hal yang pasti, manusia sejak zaman dahulu telah mengenal adanya Yang Maha. Dalam kitab suci, hubungan ini dikenal sebagai hubungan Pencipta dengan ciptaan-Nya. Dan hubungan ini ada mulai manusia pertama kali ada, yaitu Nabi Adam as.
Hingga sekarang, manusia tetap memiliki keyakinan pada Tuhan. Besar kecilnya keyakinan itu tergantung dari berbagai hal. Misalnya sedikit banyaknya informasi keagamaan yang diterima, kebiasaan sejak usia dini, lingkungan keluarga, masyarakat di sekolah, pengalaman agama dan lainnya. Walaupun keyakinan terhadap Tuhan dipengaruhi berbagai faktor, tetap saja ada (walaupun sedikit) keyakinan manusia pada Tuhan.
B. RUMUSAN MASALAH
Secara umum tulisan ini berusaha untuk menguraikan kembali tentang Teori Sumber Kejiwaan Agama (Potensi Agama), kemudian diturunkan pada rumusan masalah yang lebih kecil, yaitu :
1. Bagaimana menurut pendapat para ahli tentang jiwa agama ?
2. Bagaimana sumber jiwa agama menurut konsep islam ?
3. Bagaimana fitrah dalam islam ?
C. TUJUAN PENULISAN
Secara umum tulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai Teori Sumber Kejiwaan Agama (Potensi Agama). Secara spesifik tulisan ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana pendapat para ahli mengenai sumber jiwa agama.
2. Untuk mengetahui tinjauan sumber jiwa agama menurut islam.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis fitrah dalam islam.
D. RUANG LINGKUP PENULISAN
Ruang lingkup penulisan ini adalah mengenai teori – teori mengenai sumber kejiwaan agama, pendapat para ahli mengenai sumber jiwa agama, sumber kejiwaan agama menurut islam, fitrah dalam islam.
E. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Praktis
a. Agama
Tulisan ini berfungsi sebagai salah satu sarana dalam da’wah islamiyah.
b. Pemerintah
Sebagai bahan masukan, mengingat pentingnya mempelajari psikologi agama guna menyelesaikan permasalahan pendidikan/umat.
c. Masyarakat Umum
Sebagai bahan masukan terkait peran seluruh masyarakat dalam malaksanakan dan mengamalkan agama secara benar.
2. Manfaat Teoritis
a. Akademisi
Bagi akademisi sebagai wacana untuk menambah ilmu pengetahuan.
b. Masyarakat umum
Berfungsi sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan terkait dengan teori – teori mengenai sumber kejiwaan agama (potensi agama).
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORY SUMBER KEJIWAAN AGAMA (POTENSI AGAMA) MENURUT PARA AHLI
Tory sumber jiwa agama menurut para ahli dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu yang berpandangan monistik dan yang berpandangan fakulty1.
1. Menurut Teori Monistik
Menurut teori monistik, yang meenjadi sumber kejiwaan agama itu adalah berasal dari satu sumber kejiwaan. Sumber tunggal manakah yang paling dominan sebagai sumber jiwa kejiwaan itu? Terhadap sumber kejiwaan yang dominan itu, dikalangan ahli terjadi perbedaan pendapat:
a. Menurut Thomas van Aquiono
Yang menjadi dasar kejiwaan agama ialah: Berfikir. Manusia bertuhan karena manusia menggunakan kemampuan berfikirnya. Kehidupan beragama merupakan refleksi dari kehidupan berfikir manusia itu sendiri.
b. Menurut Frederick Hegel
Agama adalah suatu pengalaman yang sungguh-sungguh benar dan tepat kebenaran abadi. Berdasarkan konsep itu maka agama semata-mata merupakan hal-hal atau persoalan yang berhubungan dengan pikiran.
c. Menurut Frederick Schleimacher
Yang menjadi sumber keagamaan adalah rasa ketergantungan yang mutlak. Dengan adanya rasa ketergantugan yang mutlak itu manusia merasakan dirinya lemah. Kelemahan itu menyebabkan manusia selalu menggantungkan hidupnya dengan suatu kekuasaan yang berada diluar dirinya. Dari rasa ketergantungan
1. Jalaluddin, Psikologi Agama,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004 hal 53
itulah timbul konsep tentang Tuhan. Rasa tidak berdaya untuk menghilangkan tentangan alam yang selalu dialaminya, lalu timbullah upacara untuk meminta perlindungan kepada kekuasaan yang diyakini dapat melindungi mereka. Itulah realitas dari upacara keagamaan.
d. Menurut Rudolf Otto
Sumber jiwa agama adalah rasa kagum yang berasal dari The Whaly Other (yang sama sekali lain), jika seseorang dipengaruhi oleh rasa kagum terhadap sesuatu yang dianggapnya lain dari yang lain, maka keadaan mental seperti itu oleh Otto disebut “Numinous”. Perasaan itulah menurut R. Otto sebagai sumber dari kejiwaan agama manusia.
e. Menurut Sigmund Freud
Unsur kejiwaan yang menjadi sumber keiwaan agama adalah lidido sexual (naluri seksual). Berdasarkan lidibo ini timbulah ide tentang Tuhan dan upacara keagamaan, melalui proses:
1) Oedipus Complex, yaitu mitos Yunani kuno yang menceritakan bahwa karena perasaan cinta kepada ibunya, maka Oedipus membunuh ayahnya. Setelah ayahnya mati timbullah rasa bersalah pada diri sendiri.
2) Father Image (cinta bapak): setelah membunuh bapaknya Oedipus dihantui rasa bersalah, lalu timbul rasa penyesalan. Perasaan itu menerbitkan ide untuk membuat suatu cara sebagai penebus kesalahan manusia yang mereka lakukan, mereka memuja alasannya karena dari pemujaan itulah menurut Freud sebagai asal dari upacara keagamaan. Jadi agama muncul dari ilusi manusia.
f. Menurut William Mc Dougall
Menurutnya, tidak ada insting khusus sebagai “sumber jiwa keagamaan”, tetapi dari beberapa insting yang ada pada diri manusia, maka agama timbul dari dorongan insting tersebut secara terintegrasi.
Menurut Teori Fakulti / Faculty Theori
Perbuatan manusia yang bersifat keagamaan dipengaruhi oleh 3 fungsi, yaitu:
a. Fungsi Cipta, yaitu fungsi intelektual manusia. Melalui cipta orang dapat menilai dan membandingkan serta selanjutnya memutuskan sesuatu tindakan terhadap stimulus tertentu, termasuk dalam aspek agama.
b. Fungsi Rasa, yaitu suatu tenaga dalam jiwa manusia yang banyak berperan dalam membentuk motivasi dalam corak tingkah laku seseorang.melalui fungsi rasa dapat menimbulkan penghayatan dalam kehidupan beragama yang selanjutnya akan memberi makna pada kehidupan beragama.
c. Karsa itu merupakan fungsi ekslusif dalam jiwa manusia. Karsa berfungsi mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta ajaran agama berdasarkan fungsi kejiwaan.
Kesimpulan:
a. Cipta, berperan untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan pertimbangan intelektual seseorang.
b. Rasa, menimbulkan sikap batin yang seimbang dan positif dalam menghayati kebenaran ajaran agama.
c. Karsa, menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis.
Diantara ahli yang tergolong kepada teori Fakulti:
a. G.M. Straton
Menurut Straton, yang menjadi sumber jiwa keagamaan adalah adanya konflik dalam kejiwaan manusia. Konflik itu disebabkan oleh keadaan-keadaan yang berlawanan seperti: baik-buruk, moral-imoral, kepastian-kepasipan, rasa rendah diri-rasa harga diri. Dikotomi-dikotomi itu (serba dua) termasuk yang menimbulkan rasa agama dalam diri manusia. Hal ini dikarenakan jika konflik itu sudah begitu mencekam manusia dan mempengaruhi kejiwaannya, maka manusia akan mencari pertolongan kepada kekuasaan Tuhan.
b. W.H. Clark
Berdasarkan pendapat Freud tentang keinginan dasar manusia, yaitu:
1) Life-urge: keinginan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari keadaan yang terdahulu agar terus berlanjut.
2) Death-urge: keinginan untuk kembali kekeadaan semua sebagai benda mati.
Jadi menurut Clark, ekspresi dari pertentangan antara Death-urge dan life-urge merupakan sumber kejiwaan agama dalam diri manusia.
c. Dzakiah Darajat
Menurut Dzakiyah, manusia memiliki 6 kebutuhan:
1) Kebutuhan akan rasa kasih sayang.
2) Kebutuhan akan rasa aman.
3) Kebutuhan akan harga diri.
4) Kebutuhan akan rasa bebas
5) Kebutuhan akan rasa sukses
6) Kebutuhan akan rasa ingin tahu
Jadi menurut Dzakiyah, gabungan dari ke-6 kebutuhan tersebut menyebabkan orang memerlukan agama, karena melalui agama kebutuhan tersebut dapat disalurkan2.
d. W.H Thomas
Yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah empat macam keinginan dasar dalam jiwa manusia, yaitu:
1) Keinginan untuk keselamatan
2) Keinginan untuk mendapat penghargaan
3) Keinginan untuk ditanggapi.
4) Keinginan untuk pengetahuan atau pengalaman baru.
2. Diambil dari : DR. Iskandar Z, M.A.http://stain-samarinda.blogspot.com/2007/11/sumber-agama.html, 12 November 2007
B. SUMBER KEJIWAAN AGAMA MENURUT ISLAM3
Di dalam Al-qur’an sumber jiwa agama dapat ditemukan dalam surat Ar-Rum ayat 30 yang berarti: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. Itulah agama yang lurus, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Rum:30).
Ayat tersebut menyatakan bahwa secara fitrah, manusia adalah makhluk beragama. Secara naluri manusia pada hakikatnya selalu meyakini adanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Walaupun secara dhohir ada beberapa golongan yang tidak mengakui adanya Tuhan (atheis), tetapi itu hanya pernyataan lisan. Secara hakiki ia tetap meyakini adanya kekuatan di luar kekuatannya yang tidak mungkin dilampaui dan memiliki kekuatan Yang Maha.
Menurut Nurcholis Majid, agama merupakan fitrah munazal yang diturunkan Allah untuk menguatkan fitrah yang telah ada secara alami. Dengan fitrah ini manusia tergerak untuk melakukan kegiatan atau ritual yang diperintahkan oleh Yang Maha Kuasa, yang berbentuk upacara ritual, kegiatan kemanusiaan, kegiatan berfikir dan lain – lain.
Dalam manusia juga terdapat naluri untuk mencintai dan dicintai Tuhan. Keinginan ini tidak mungkin dapat terpenuhi kecuali melalui kegiatan beragama. Bahkan naluri ini memiliki porsi yang cukup besar dalam jajaran naluri yang dimiliki manusia.
Menurut Quraish Shihab , sumber jiwa agama seseorang bersumber dari penemuan rasa kebenaran, keindahan d kebaikan. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut. Ketika manusia memperhatikan keindahan alam, maka akan timbul kekaguman. Kemudian menemukan kebaikan pada alam semesta yang diciptakan untuk manusia. Kemudian manusia mencari apa yang paling indah, paling benar dan paling baik yang pada akhirnya jawaban dari pertanyaan tersebut adalah Tuhan.
3. Diambil dari Bryan Veloso- 2008, Sumber Jiwa Agama, from : http://tes-iq.blog.friendster.com/2008/03/sumber-jiwa-agama/, 06 Mei 2008
C. FITRAH DALAM ISLAM
Para ahli memiliki beberapa pengertian fitrah, antara lain4:
1. Fitrah berarti suci
Artinya, ketika seorang bayi lahir ke dunia, ia dalam keadaan suci, tanpa dosa. Tidak ada dosa warisan dari orang tuanya. Baru kemudian dalam mengarungi kehidupan orang tersebut terkena kotoran noda dosa.
2. Fitrah berarti bertauhid
Artinya, sejak lahir manusia telah membawa sifat-sifat percaya kepada Tuhan. Jadi sudah naluri bila manusia menolak adanya atheism atau politheisme.
3. Fitrah dalam arti ikhlas
Ketika lahir, manusia dibekali sifat-sifat oleh Tuhan. Salah satu sifat tersebut adalah ikhlas. Jadi ikhlas tersebut merupakan fitrah manusia.
4. Fitrah dalam arti insting
Ibn Taimiyah membagi fitrah dalam dua bagian:
a. Fitrah al-Munazalah
Yaitu fitrah luar yang masuk ke dalam manusia. Fitrah ini berupa al-qur’an dan sunah.
b. Fitrah al-Gharizah
Yaitu fitrah dari dalam diri manusia untuk mengembangkan potensi manusia.
5. Fitrah dalam arti tabiat
Menurut al-Ghazaly fitrah sebagai sifat dasar yang diperoleh manusia sejak lahir yang terdiri dari:
a. Beriman pada Allah
b. Menerima pendidikan dan pengajaran
c. Mencari kebenaran
d. Dorongan syahwat, ghodob dan insting
e. Sifat-sifat yang dapat dikembangkan
4. ibid
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sumber jiwa agama menurut ahli dibagi dua:
a. Teori monistik: bahwa sumber jiwa agama berasal dari sesuatu yang tunggal
yang dapat berupa rasa ketergantungan, akal, libido sexuli dll.
b. Teori fakulty: bahwa sumber jiwa agama berasal dari beberapa unsur
terutama cipta, rasa, karsa.
2. Sumber jiwa agama menurut Islam berasal dari fitrah manusia yang berasal dari Allah
3. Fitrah diartikan sebagai suci, bertauhid, ikhlas, insting, atau tabiat.
B. SARAN
Setelah membaca dan menguraikan tentang makalah ini, saran yang dapat diberikan adalah :
1. Pemerintah hendaknya mendukung dan lebih tanggap dalam menghadapi persoalan umat yang belakangan ini ramai dibincangkan, terutama mengenai psikologi tentang agama .
2. Peran aktif seluruh masyarakat dalam malaksanakan dan mengamalkan agama secara benar sangatlah diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin, Psikologi Agama,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004
Robert W.Crapps, An Introduction to Psycologi of Religion, bagian iii, alih bahasa Agus M.Harjana, Perkembangan kepribadian dan Keagamaan,Yogyakarta:Kanisius, cet.I,1994
Nurcholish Majid, Islam, Dokrin, Peradaban, Jakarta: Yayasan Paramadina, cet II, 1992
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004
Qurais Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan,1996
No comments:
Post a Comment
design by The Power Of IT