BAB I
PENDAHULUAN
(Ferya Anggriawan)
A. LATAR BELAKANG
Ada saja orang yang mengatakan kembali ke Islam artinya kembali ke jaman onta. Ada juga yang mengatakan jika kembali ke Islam kita akan mundur beberapa ratus tahun ke belakang. Seolah-olah jika kita menjalankan aturan Islam secara kaffah harus meninggalkan semua teknologi yang kita miliki.
Tentu saja pendapat tersebut keliru. Dilihat dari sisi historis saja pendapat tersebut jelas kesalahannya. Sebab pada masa yang lalu justru Islam adalah pemimpin dunia dalam urusan sains dan teknologi.
Namun seiring dengan perkembangan jaman, dunia islam mengalami akhir masa kejayaannya, setelah beberapa abad berjaya dan akhirnya runtuh oleh dunia barat. Setelah itu dunia islam mengalami pergeseran yang drastis dalam segala hal. Hal inilah yang memicu timbulnya modernisme islam.
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah PPMDI juga agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon Guru seperti layaknya penulis makalah mendapat informasi mengenai modernisme islam.
C. METODE PENULISAN
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan makalah ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.
D. RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kamitim penyusunmiliki serta sesuai rujukan materi yang harus dibahas dalam makalah ini yang diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah PPMDI yang juga sebagai pemberi tugas, maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan pengertian modernisme islam, sekilas modernisme islam, faktor yang menyebabkan timbulnya modernisme islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODERNISME ISLAM
Modernisme ialah konsep yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya di jaman modern. Konsep modernisme ini meliputi banyak bidang ilmu (termasuk seni dan sastra) dan setiap bidang ilmu tersebut memiliki perdebatan mengenai apa itu modernisme. Walaupun demikian, modernisme pada umumnya dilihat sebagai reaksi individu dan kelompok terhadap dunia modern, dan dunia modern ini dianggap sebagai dunia yang dipengaruhi oleh praktek dan teori kapitalisme, industrialisme, dan negara-bangsa.
Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Secara etimologis kata Islam diturunkan dari akar yang sama dengan kata salām yang berarti “damai”. Kata 'Muslim' (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata Islām, kata tersebut berarti “orang yang berserah diri kepada Allah" dalam bahasa Indonesia.
B. SEKILAS MODERNISME ISLAM
Marilah sejenak kita ingat kembali tentang Gerakan Pembaruan (Reformasi) atau Modernisasi Islam yang melanda dunia Islam sejak akhir abad ke-19, dan bermula dari Mesir. Dua pemikir utama modernisasi Islam adalah Jamaluddin Al 'Afghaniiii' (1839-1897) dan muridnya Muhammad Abduh (1845-1905). Pengaruh pemikiran dua orang ini kemudian meluas di bawah aktivitas murid utama Abduh, yang lahir di Syria, Rashid Rida (1865-1935), melalui majalah Al Manar yang diterbitkannya dari Kairo sejak 1898. Rashid Rida juga seorang aktivis nasionalis Arab, yang terkait dengan kelompok Turki Muda (Young Turk) yang membawa ide-ide liberal sekuler. Para reformis ini mengatakan bahwa Islam sangat perlu menyerap filsafat dan ilmu pengetahuan modern, demi mencapai kemajuan sosial sebagaimana yang telah dicapai oleh dunia Barat.
Walapun retorika modernis tampak anti-Barat, gerakan ini memang lahir dengan semangat anti-imperialisme Barat, tetapi pada saat yang sama juga penuh dengan kekaguman terhadapnya. Modernisme telah membuka pintu untuk 'membanjiri doktrin dan hukum Islam dengan inovasi-inovasi dunia modern'. Muhammad Abduh seolah mencoba membangun benteng untuk mencegah sekularisme, tetapi yang dibangunnya justru jembatan untuk menuju ke sana. Gerakan sekularisasi adalah titisan langsung dari ajaran pembaruan Muhammad Abduh, yang mengambil inspirasi pada Revolusi Perancis, pada abad ke-17.
Sebagaimana kita saksikan bersama saat ini umat manusia di seluruh muka bumi, Islam maupun non-Islam, secara dominan sedang ditundukkan dalam satu cara hidup yang seragam. Dan itu berarti hidup 'dalam sistem ekonomi yang sama, Kapitalisme; dalam sistem politik yang sama, Demokrasi-Liberal; dan dalam cara bernalar yang sama, Skeptis-Empiris'. Dalam bukunya yang lain, Esoteric Deviation in Islam (Madinah Press, 2003), Umar Vadillo menunjukkan bahwa modernisme Islam telah sepenuhnya mengasimilasi Islam ke dalam Kapitalisme. Teknik dan teknologi yang mendominasi cara hidup kaum Muslim modern tak dapat lagi dibedakan sedikitpun dengan yang diterapkan pada cara hidup orang-orang non-Islam, kecuali pada namanya saja, yang berimbuhan kata sifat 'islam': bank Islam, partai islam, rumah sakit islam, demokrasi Islam, dan Iptek Islam, sampai pasar saham dan kartu kredit Islam.
Sebelumnya, umat Islam juga telah disodori dengan asimilasi dalam ranah politik, melalui konsep 'Negara Islam' atau sekurangnya 'Demokrasi Islam' dan 'Parlemen Islam'. Konseptualisasi tata pemerintahan dan kemasyarakatan Islam dalam 'negara' jelas sangat reduksionistik, dan tidak pernah ada presedennya dalam sejarah Islam, sejak masa Rasulallah saw, sampai masa-masa berikutnya. Dalam terminologi Umar Vadillo Islam adalah 'pemerintahan tanpa negara, dan perdagangan tanpa riba'. Dasar nomokrasi Islam adalah Syariah, dan dimotori dengan pemerataan kekayaan (melalui muamalah), sedangkan dasar struktur politik modern, negara, adalah humanisme dan penumpukan harta (Kapitalisme). Dengan kata lain, terbalik dari retorika semula yang ingin menggantikan cara hidup Barat dengan cara Islam, modernisasi Islam telah berakhir sepenuhnya pada cara Barat tersebut. Alih-alih mengentaskan umat Islam dari imperialisme dan kolonialisme Barat, modernisme Islam, justru makin mengokohkan dominasinya dengan cara yang lebih halus dan terselubung. Umat Islam, tanpa menyadarinya, berada dalam sistem Negara Fiskaliv, wajah politis Kapitalisme yang sangat menindas. Pada dataran yang paling mendasar ini berarti digantikannya landasan pokok kehidupan seorang Muslim, Tawhid, dengan Humanisme.
C. FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA MODERNISME ISLAM
Faktor Penyebab adanya modernisme di kalangan dunia islam diantaranya adalah :
1. Munculnya modernisasi barat, dimulai dengan momentum Renaisans (Kelahiran Kembali), pada abad ke-16, dan diteruskan sampai pada puncaknya dengan pencerahan (Enlightenment) dan revolusi ilmu pengetahuan, pada abad ke-18 yang berdampak pada dunia islam.
2. Kolonialisme-Imperialisme yang dimulai pada abad 16 hingga pertengahan abad 20, yang telah merubah peta umat islam secara drastis. Kolonialisme dengan segala implikasi yang ditimbulkannya yakni Militerisme, Mercandhise, Missionaris secara langsung atau tidak langsung dan dibarengi dengan studi yang intensif dalam skenario besar mereka yang terwujud dalam sebutan “Orientalisme, yang ikut mendorong timbulnya modernism islam.
3. Modernisme adalah produk budaya Barat yang dipaksakan untuk diterapkan pada situasi-situasi khusus masyarakat muslim modern.
4. Munuculnya kelompok pembaharu baik yang dimulai oleh Abdul wahab (1703 – 1787) Muhammad Ali Pasha (1765 – 1848) Rifa’ah Badawi Rafi’ al Tahtawi (1801 – 1873) Jamaludin al Afghani (1839 – 1897) M. Abduh (1849 – 1905 ) Rasyid Ridla ( 1865 – 1935) dan lain-lain, yang mendorong timbulnya modernisme islam.
5. Menyebarnya paham ideologi barat yaitu : Rasionalisme humanis yang mempengaruhi kaum muslimin, yang berkedok 'Demokrasi Islam' dalam dunia modern.
6. Adanya keinginan untuk menggantikan cara hidup Barat dengan cara Islam, namun yang terjadi malah makin mengokohkan dominasinya dengan cara yang lebih halus dan terselubung.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah membaca dan menganalisis makalah yang penulis buat, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Modernisme ialah konsep yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya di jaman modern.
2. Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim.
3. Latar belakang timbulnya modernisme islam ialah sebagai brikut : adanya modernisasi di eropa yang mengakar ke dunia islam, munculnya paham kapitalisme, imperalisme dan sekulerisme di dunia islam, munculnya kelompok pembaharu islam dan lain-lain.
B. SARAN
Sedangkan saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Perlunya menyaring dan mengcounter arus modernisme yang tidak sesuai dengan kaidah syariat islam.
2. Perlunya pemahaman yag mendalam mengenai modernisme islam di jaman modern ini.
DAFTAR PUSTAKA
http:/Wikipedia.modernism islam.com
Amin Abdullah, 1999, studi agama Normativitas dan Historitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
No comments:
Post a Comment
design by The Power Of IT